http://www.blogsvertise.com/?rid=b33848
PENGUNJUNG SAAT INI

Bus Penumpang Terbalik, Seorang Tewas dan Tujuh Luka Berat

Bus penumpang CV Sepadan BK 7601 TH terbalik di Km 17-18 Jalan Siantar-Perdagangan, tepatnya di kawasan Nagori Bangun Kecamatan Gunung Malela Simalungun, menyebabkan seorang tewas dan 7 luka berat, Minggu(4/4) pagi.(Selengkapnya...)

KATEGORI BERITA

Rabu, 28 Oktober 2009


Label:

Harga Emas Rontok di Bawah 1.040 Dolar AS

New York (ANALISADAILY)
Harga emas rontok ke tingkat terendah selama lebih dari dua minggu pada hari Senin waktu setempat, menjadi isyarat dari kenaikan dolar AS sebesar 1 persen terhadap Euro, menyebabkan permintaan fisik logam mulia melemah.
Dengan tiba-tiba, bangkitnya kembali dolar mendorong penjualan seluruh aset dari saham ke minyak dan komoditas lain. Aksi ambil untung menyebutkan emas telah mengalami kenaikan dalam jangka panjang selama dua bulan terakhir akibat terus melemahnya dolar.

“Ini jelas terkait euro dan dolar. Saya fikir tidak banyak orang yang terkejut dengan koreksi kecil,” kata Bruce Dunn, Wakil Presiden untuk perdagangang di Auramet Trading yang berbasis di New Jersey.
Bahkan dengan penurunan di hari Senin, emas masih meningkat 5 persen dalam 30 hari terakhir dan hampir 20 persen selama setahun sampai tanggal itu.
Penjualan emas secara teknis dipercepat setelah harga menyentuh level terbawah pergerakan rata-rata selama 14 hari, kata para analis.
Harga spot emas berada di 1.037,90 dolar AS per ons pada 1853 GMT, dibandingkan 1.053,95 dolar pada Jumat malam di New York. Harga emas lantakan menyentuh titik terendah sebesar 1.038,25 pada awal sesi – harga terakhir yang terlihat pada 7 Oktober.
Harga berjangka emas di AS untuk Desember turun di 13,60 atau 1.3 persen menjadi 1.042,80 dolar per ons di divisi COMEX New York Mercantile Exchange.
“Hubungan antara emas dan dolar masih sangat kuat setiap harinya,” kata Daniel Mayor, analis di RBS Global Banking and Markets. “Sejak emas tembus di atas 1.000 dolar, itu telah sedikit mengungguli euro/dollar, yakni bergerak naik lebih cepat daripada devaluasi dolar, tetapi untuk minggu terakhir tampaknya ada konsolidasi.”
Dolar naik 1 persen terhadap euro pada hari Senin, memantul dari posisi terendah selama 14 bulan setelah aset berisiko, seperti saham AS, jatuh.
Menguatnya mata uang AS membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya, seperti juga tekanan menjadikan emas sebagai aset alternatif.
Meskipun pasar saham jatuh yang biasanya memperkuat posisi emas sebagai “safe haven”, itu membuat investor baru-baru ini lari karena merasa lebih aman memegang dolar daripada emas.
“Harga emas naik dalam jangka panjang (rally) selama beberapa pekan terakhir yang sebagian besar merupakan buah dari melemahnya dolar. Tanpa pelemahan dolar lebih lanjut, emas akan kehilangan salah satu faktor pendukung utama …,” kata Commerzbank dalam catatannya kepada klien.
“Permintaan fisik di India telah melemah secara signifikan. Baru-baru ini, emas di ETFs belum memperlihatkan arus masuk yang berarti. Kami terus melihat penurunan risiko dari koreksi harga emas.”
Permintaan melemah
Permintaan dari toko perhiasan dan investor masih relatif lemah, telah menekan emas.
“Investor dan pemegang dolar mungkin mengatakan harga emas dapat meningkat lebih tinggi, tapi pasar fisik sama sekali tidak sinkron dengan pandangan itu,” kata analis senior di Richcomm Global Services, Pradeep Unni.
Pedagang grosir emas di India, konsumen emas lantakan terbesar di dunia tahun lalu, mengatakan mereka memborong ketika harga murah, turun dari rekor tertinggi, meski permintaan secara keseluruhan melemah.
Di antara logam mulia lainnya, harga spot perak berada di kisaran 17,08 dolar per ons dibandingkan sebelumnya 17,65.
Dalam catatannya, Bank of America Merrill Lynch mengatakan harga perak memiliki keuntungan dari menguatnya permintaan untuku investasi dan pulihnya kegiatan ekonomi mungkin akan tercermin dalam pembelian perak oleh industri.
Harga spot platina berada di 1.335,50 per ons dibandingkan sebelumnya 1.358 dolar, sementara harga paladium berada di 329,50 dolar per ons dibandingkan sebelumnya 333 dolar. (Ant/Rtr/o)


0 komentar:

Berita Terkait :

LOWONGAN KERJA