http://www.blogsvertise.com/?rid=b33848
PENGUNJUNG SAAT INI

Bus Penumpang Terbalik, Seorang Tewas dan Tujuh Luka Berat

Bus penumpang CV Sepadan BK 7601 TH terbalik di Km 17-18 Jalan Siantar-Perdagangan, tepatnya di kawasan Nagori Bangun Kecamatan Gunung Malela Simalungun, menyebabkan seorang tewas dan 7 luka berat, Minggu(4/4) pagi.(Selengkapnya...)

KATEGORI BERITA

Senin, 12 Oktober 2009


Label:

Longsor, Banjir Tewaskan 184 Orang di Pilipina

Manila, (Analisa).

Rumah-rumah terendam banjir selama dua hari menyusul banjir besar di kota Lingayen, provinsi Pangasinan, utara Manila, Pilipina, Sabtu (10/10).

Presiden Pilipina Gloria Macapagal Arroyo hari Sabtu (10/10) mengerahkan tentara untuk membersihkan jalan-jalan dari puing-puing dan lumpur di provinsi-
provinsi pegunungan di bagian utara Pilipina yang terisolasi akibat tanah longsor dan banjir, yang menewaskan 184 orang setelah hujan lebat.

Tiga kawasan bagian utara yang dirusak oleh banjir dan menghancurkan ladang padi di kawasan itu. Hasil panen, umumnya padi dan jagung, yang ditaksir bernilai 3,2 miliar peso (69 juta dolar AS) rusak akibat banjir tersebut.


"Saya telah memerintahkan tentara dan dan kadet di Akademi Militer Pilipina di Kota Baguio untuk membantu operasi penyelamatan dan upaya-upaya bantuan," kata Presiden Arroyo dalam satu pernyataan.

Baguio City yang dikenal sebagai penghasil sayur-sayuran dan beras di Provinsi Banguet, 250 kilometer sebelah utara Manila, itu terputus akibat banjir dan tanah longsor akibat hujan lebat selama beberapa hari yang dipicu oleh Topan Parma.

Parma pertama kali menghantam Pilipina pada Sabtu lalu (3/10) dan kemudian membelok ke kawasan Luzon di sepanjang pekan lalu. Topan itu melemah akibat tekanan suhu tropis.

Banjir dana tanah longsor itu terjadi dua pekan setelah badai lain, Ketsana, yang meluluh-lantakkan kawasan itu dan sekitar ibukota Manila, menewaskan 337 orang dan memaksa setengah juta orang meninggalkan tempat tinggal mereka.

Kerusakan produksi beras akibat dua badai itu diperkirakan mencapai 478.000 ton, setera dengan tujuh persen kerusakan dari perkiraan 6,5 juta ton beras, kata Jesus Emmanuel Paras, wakit menteri pertanian dalam operasi itu.

Pilipina, negara pembeli beras terbesar di dunia, mempertimbangkan untuk mengimpor beras memenuhi pasokannya pada 2010 setelah topan mematikan yang juga melanda Vietnam dan Thailand itu.

"Kami sedang menunggu data mengenai berapa banyak hasil panen beras yang hancur," kata Frisco Malabanan, direktur program beras pada departemen pertanian kepada Reuters. Para petani berusaha menyelamatkan diri dengan meninggalkan sawah mereka ketika badai itu mulai tampak pada Sabtu pekan lalu.

Letkol Ernesto Torres, jurubicara lembaga tanggap darurat, mengatakan Benguet sangat parah diterjang badai, dan sekitar 150 orang tewas di kawasan itu. Torres mengatakan jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di Pilipina Timurlaut itu meningkat hingga 184 orang setelah sejumlah mayat dievakuasi dari di Benquet dan provinsi jirannya, La Union.

Di samping tanah longsor di pegunungan itu, hujan lebat yang mengakibatkan meluapnya sungai-sungai sehingga memaksa danau-danau yang digunakan untuk produksi listrik tenaga air dan irigasi untuk melepaskan air sehingga semakin meluapkan banjir. (Ant/Rtr)

Kembali ke Halaman Sebelumnya


0 komentar:

Berita Terkait :

LOWONGAN KERJA