http://www.blogsvertise.com/?rid=b33848
PENGUNJUNG SAAT INI

Bus Penumpang Terbalik, Seorang Tewas dan Tujuh Luka Berat

Bus penumpang CV Sepadan BK 7601 TH terbalik di Km 17-18 Jalan Siantar-Perdagangan, tepatnya di kawasan Nagori Bangun Kecamatan Gunung Malela Simalungun, menyebabkan seorang tewas dan 7 luka berat, Minggu(4/4) pagi.(Selengkapnya...)

KATEGORI BERITA

Rabu, 28 Oktober 2009


Label:

Subsidi Pupuk Dikurangi, Petani Tebu Ancam Mogok Tanam

Surabaya (ANALISADAILY)
Para petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengancam akan melakukan aksi mogok tanam menyusul kebijakan pemerintah yang akan mengurangi subsidi pupuk pada tahun 2010.
“Para petani sudah berancang-ancang tidak akan menanam tebu lagi, kalau kebijakan itu diterapkan,” kata Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTRI, Soemitro Samadikun, saat dihubungi dari Surabaya, Selasa.

Menurut dia, ancaman itu bukan hanya gertak sambal karena sebagian petani di Jawa Timur sudah melakukannya, seperti di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang.
“Petani di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang sudah beralih menanam padi karena tidak ada untungnya bagi mereka menanam tebu,” katanya.
Hal itu dilakukan lantaran kepala daerah setempat pada tahun 2009 sudah tidak memberikan jatah pupuk bersubsidi kepada para petani tebu melalui Koperasi Tebu Rakyat Indonesia (KPTRI).
“Padahal kami dituntut turut menyukseskan swasembada gula. Tapi, kalau ternyata petani tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, program itu sulit terealisasi,” kata petani tebu yang tinggal di Desa Sumberkepuh, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk itu.
Selain itu, petani tebu dituntut untuk mempertahankan kualitas tebu dengan rendemen sebesar tujuh persen agar harga gula tetap bertahan pada kisaran Rp8.300,00 perkilogram.
“Saat harga gula Rp8.300,00 perkilogram, petani tebu mendapatkan pupuk bersubsidi seharga Rp1.050,00 perkilogram dengan rendemen rata-rata tujuh persen. Kalau tidak ada pupuk, mana mungkin rendemen tebu bisa mencapai tujuh persen?. Hal ini harus diperhatikan oleh pemerintah,” kata Soemitro.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat ini DPN APTRI akan menemui Menteri Pertanian, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Menteri Keuangan.
“Kami ingin mempertanyakan mengapa subsidi pupuk pada tahun 2010 dikurangi dari Rp19 triliun menjadi hanya Rp12 triliun sampai Rp13 triliun?,” katanya setelah mengikuti rapat DPN APTRI di Jakarta itu.
Soemitro juga ingin mengetahui sikap pemerintah mengenai langkah selanjutnya, bila kebijakan tersebut berdampak buruk bagi produksi gula nasional. (Ant/y)


0 komentar:

Berita Terkait :

LOWONGAN KERJA