http://www.blogsvertise.com/?rid=b33848
PENGUNJUNG SAAT INI

Bus Penumpang Terbalik, Seorang Tewas dan Tujuh Luka Berat

Bus penumpang CV Sepadan BK 7601 TH terbalik di Km 17-18 Jalan Siantar-Perdagangan, tepatnya di kawasan Nagori Bangun Kecamatan Gunung Malela Simalungun, menyebabkan seorang tewas dan 7 luka berat, Minggu(4/4) pagi.(Selengkapnya...)

KATEGORI BERITA

Senin, 05 April 2010


Label:

TNGL Miliki Peranan Penting dalam Pelestarian DAS Wampu

Stabat, (Analisa)

Kepala BPP TNGL Harjoko, SP, MM mengatakan, kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) memiliki peranan yang sangat penting dalam pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu.

"Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) miliki peranan penting dalam pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu, karena wilayah TNGL merupakan kawasan hulu dari DAS Wampu yang berfungsi sebagai kawasan penangkap dan penyimpan (catchment area) air hujan yang jatuh pada di DAS ini," ungkap Harjoko sebagai nara sumber pada acara Lokakarya penyusunan rencana aksi pengolahan terpadu DAS Wampu di hotel Rindu Alama Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Langkat.

Dikatakannya, sekitar 20 persen dari wilayah TNGL berada di bagian hulu DAS Wampu (masuk Kabupaten Langkat) perlu mendapat perhatian para pihak untuk memperhatikannya. Karena keberadaan TNGL di hulu DAS Wampu ini sekaligus memenuhi peraturan pemerintah yang mencanangkan bahwa minimal 30 persen dari wilayah suatu DAS harus berupaya kawasan tutupan permanan (hutan).

Jadi, permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan berbagai pihak agar TNGL terpelihara dengan baik dan memerlukan kerjasama berbagai pihak, khususnya Forum DAS Wampu perambahan hutan, restorasi, enclave, konflik satwa, tata batas dan pemetaan data base satwa.

Sementara Kepala BP-DAS Wampu Sei Ular yang diwakili Ir April Harini P sebagai nara sumber lainnya mengungkapkan, pengelolaan DAS " tidak bisa tidak " harus secara terpadu dengan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah (eksekutif, legislatif dan yudikatif), pengusaha, akademisi/peneliti hingga ke masyarakat secara umum.

"Dalam pengelolaan DAS semua pihak harus dilibatkan, mulai dari pemerintah (eksekutif, legeslatif dan yudikatif), pengusaha, akademisi/peneliti hingga ke masyarakat secara umum.,"ungkapnya.

Menurutnya, keberadaan Forum DAS sangat penting sebagai wadah koordinasi antara pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan DAS dengan peran dan fungsi antara lain sebagai koordinator, mediator dalam ketidaksepahaman, fasilitator dalam kordinasi,akselerator dalam implementasi dan innovator dalam penerapan teknologi.

Sambut Baik

Bupati Langkat Ngogesa Sitepu diwakili Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Langkat Ir Supandi Tarigan mengatakan, Pemkab Langkat menyambut baik kegiatan ini, karena diketahui sedikitnya 11 wilayah Kecamatan di Kabupaten Langkat masuk dalam DAS Wampu dengan luas lebih dari 325 ribu Hektar atau halpir 69 persen DAS Wampu, Langkat.

Selain itu , wilayah Kabupaten Langkat berada di bagian tengah hilir, dari DAS Wampu yang bagian hulunya dua Kecamatan di Kabupaten Simalungun yakni kecamatan Sillimakuta dan Dolok Silau. Sedangkan Karo sebanyak 16 Kecamatan.

"Kami mengajak semua pihak yang dari hulu hingga hilir untuk melakukan program pembagunan yang berorientasi pada penyelematan lingkungan agar masyarakat dapat terjamin kebutuhan sosial ekonominya pada kondisi lingkungan yang tetap lestari. Dengan demikian Langkat tidak selalu mendapat dampak negatif berupa bencana alam, pencemaran air dan sedimentasi dari kesalahan orientasi pembagunan dan pengelolaan kawasan di DAS Wampu bagian hulu dan tenga,"ujar Supandi.

Sebelumnya, Ketua panitia sekaligus Ketua Forum DAS Wampu Prof Dr.Ir Abdul Rauf, MP menjelaskan, kawasan DAS Wampu sangat luas mencapai 471.824 hektare meliputi 36 wilayah kecamatan yan terdapat di lima wilayah kabupaten/kota yakni Simalungun, Karo, Deli Serdang, Langkat dan Binje.

Meskipun DAS Wampu tergolong ke dalam DAS Perioritas II Nasional, tambahnya, namun sebagaimana di ketahui DAS Wampu pernah menjadi pusat perhatian dunia dengan terjadi banjir bandang pada 2 November Tahun 2003 lalu hingga menelan korban jiwa lebih 100 orang dan kerugian materi miliaran rupiah.

Lokakarya yang berlangsung selama dua hari sejak tanggal 29 hingga 30 Maret 2010 ini bekerjasama Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Langkat dengan Forum DAS Wampu yang di dukung BP-DAS Wampu Sei Ular dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara serta Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan juga di hadiri Camat Bahorok Sekula Singarimbun.

Kegiatan diikuti sebanyak 110 orang peserta terdiri dari Pengurus Forum DAS Wampu, perwakilan Pemkab Langkat, Binjai, tanah karo, Simalungun (Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan PU Pengairan), perwakilan perusahaan perkebunan (PTPN 2), Akedemisi (USU dan UMSU), praktisi Lingkungan (Koppling, LSM, Aspenta), kader penghijauan rehabilitasi hutan dan lahan serta kelompok tani dan nelayan. (hpg)




Back



0 komentar:

Berita Terkait :

LOWONGAN KERJA