http://www.blogsvertise.com/?rid=b33848
PENGUNJUNG SAAT INI

Bus Penumpang Terbalik, Seorang Tewas dan Tujuh Luka Berat

Bus penumpang CV Sepadan BK 7601 TH terbalik di Km 17-18 Jalan Siantar-Perdagangan, tepatnya di kawasan Nagori Bangun Kecamatan Gunung Malela Simalungun, menyebabkan seorang tewas dan 7 luka berat, Minggu(4/4) pagi.(Selengkapnya...)

KATEGORI BERITA

Selasa, 13 Oktober 2009


Label:

Pertamina Belum Pastikan Kenaikan Harga Elpiji Lanjutan

Senin, 12 Oktober 2009 18:13

Jakarta, (Analisa)

PT Pertamina (persero) menaikkan harga elpiji sebesar Rp100/kg per 10 Oktober. Namun Pertamina mengaku belum bisa memastikan apakah bulan depan harga elpiji akan kembali naik.

"Bulan depan belum tentu akan naik," ujar Sekretaris Perusahaan Pertamina Toharso di Menara Kebon Sirih, Jakarta, Senin (12/10). Menurut Toharso, sebelum menaikkan harga elpiji ukuran 12 Kg, pihaknya akan melihat harga elpiji di pasaran internasional terlebih dahulu. Ia menyatakan, kalaupun harga elpiji naik lagi, namun besaran kenaikannya belum tentu sebesar Rp100 per Kg.

"Kita lihat harga elpiji internasional, kita lihat juga kurs dolar AS berapa, jadi nanti kita sesuaikan," kata Toharso.

Padahal sebelumnya Pertamina berniat menaikkan harga elpiji secara rutin sebesar Rp100/kg per bulan, kecuali untuk elpiji 3 kg yang masih disubsidi pemerintah.

Toharso mengatakan, jika harga elpiji sudah mencapai harga keekonomiannya, maka kemungkinan mekanisme penetapan harga elpiji non subsidi tersebut, bisa seperti harga Pertamax Cs yang fluktuatif mengikuti harga minyak di pasar internasional.

Namun, Toharso menilai untuk mencapai harga keekonomian membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat adanya disparitas harga yang besar antara harga jual elpiji Pertamina dengan harga keekonomian.

"Kalau naiknya Rp100 per Kg butuh waktu lama. Jadi kalau kenaikan Rp1.000 per Kg hingga Rp2.000 per Kg maka bisa cepat. Sampai satu tahun ke depan kalau ingin harganya naik turun kaya Pertamax sepertinya masih belum bisa," paparnya.

Meskipun kenaikan harga elpiji ukuran 12 Kg adalah kebijakan korporat, tambah Toharso, tapi jika Pertamina akan menaikan lagi harga elpiji maka perseroan tetap akan mengajukan izin kepada pemerintah.

"Sebenarnya kalau tidak lapor tidak apa-apa. Kalau Menterinya baru, nanti kita laporkan karena Menteri baru kan belum tentu tahu mekanismenya. Yang penting kita akan komunikasi," ungkapnya.

Seperti diketahui Pertamina mulai tanggal 10 Oktober 2009 telah menaikkan harga elpiji sebesar Rp100 per kilogram untuk elpiji kemasan 50 kg, 12 kg, dan 6 kg.

Harga elpiji kemasan 12 kg dan 6 kg yang sebelumnya Rp5.750 per kg naik menjadi Rp5.850 per kg. Selain itu harga elpiji kemasan 50 kg yang sebelumnya sebesar Rp7.255 per kg meningkat menjadi Rp7.355 per kg.

Dengan demikian harga baru elpiji untuk kemasan 12 kg menjadi Rp70.200 per tabung, harga baru elpiji 6 kg Rp35.100 per tabung, dan elpiji kemasan 50 kg Rp367.750 per tabung.

Pertamina pun telah menghimbau kepada masyarakat yang biasa menggunakan elpiji 12 kg untuk tidak beralih ke elpiji 3 kg, karena elpiji 3 kg hanya diperuntukan untuk masyarakat tidak mampu karena harganya masih disubsidi.

Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram (kg) sebenarnya tidak perlu terjadi jika BUMN yang berutang kepada PT Pertamina Persero segera melunasi utang-utangnya.

"Harga elpiji ini seharusnya jangan naik dulu. Kan ada pihak ketiga yang punya kewajiban kepada Pertamina, Menurut hemat saya, seharusnya itu dibereskan dulu,"ujar Pengamat Migas, Dirgo Purbo dalam diskusi bertajuk 'Elpiji Naik Lagi' di Menara Kebon Sirih, Jakarta, Senin (12/10)

Dirgo menyatakan, jika BUMN-BUMN seperti PLN dan Garuda melunasi kewajibannya kepada Pertamina maka neraca keuangan BUMN Migas pelat merah itu bisa menjadi lebih baik.

"Kalau PLN, Garuda, dan TNI bisa punya utang, masa masyarakat tidak boleh utang kepada Pertamina. Jangan masyarakat terus dijadikan obyek." katanya.

Seperti diketahui Pertamina mulai tanggal 10 Oktober 2009 telah menaikkan harga elpiji sebesar Rp100 per kilogram untuk elpiji kemasan 50 kg, 12 kg, dan 6 kg.

Harga elpiji kemasan 12 kg dan 6 kg yang sebelumnya Rp5.750 per kg naik menjadi Rp5.850 per kg. Selain itu harga elpiji kemasan 50 kg yang sebelumnya sebesar Rp7.255 per kg meningkat menjadi Rp7.355 per kg.

Dengan demikian harga baru elpiji untuk kemasan 12 kg menjadi Rp70.200 per tabung, harga baru elpiji 6 kg Rp35.100 per tabung, dan elpiji kemasan 50 kg Rp367.750 per tabung.

Pertamina pun telah mengimbau kepada masyarakat yang biasa menggunakan elpiji 12 kg untuk tidak beralih ke elpiji 3 kg, karena elpiji 3 kg hanya untuk masyarakat tidak mampu karena harganya masih disubsidi.

Sekretaris Perusahaan Pertamina, Toharso mengakui, perseroan memang terus merugi dari penjualan elpiji 12 kg tersebut. Ia mencontohkan, pada tahun lalu, kerugian yang harus ditelan Pertamina sebesar Rp4,7 triliun saat CP Aramco sekitar US$ 780 per ton.

Sementara untuk tahun ini, jika harga elpiji 12 kg tidak dinaikan maka kerugian yang akan ditanggung Pertamina dari penjualan elpiji ukuran 12 kg akan turun menjadi Rp2,3 triliun.

Adapun rata-rata CP Aramco mulai Januari hingga Oktober 2009 sekitar US$ 479 per ton.

"Padahal sesuai dengan UU BUMN, BUMN itukan tidak boleh rugi," tegasnya. (dtc/try)

Kembali ke Halaman Sebelumnya

0 komentar:

Berita Terkait :

LOWONGAN KERJA